Rabu, 15 Mei 2013

Saat Ini (Biarlah Berlalu)

Aku baru menyentuh lagi keyboard yang sedikit mulai mengeras untuk dipencet. Menyebalkan mendapatkan keadaan komputer seperti ini. Tapi apa hendak dikata, salahku yang tak pernah menjamah lagi komputer yang terlalu setia menanti untuk diajak bercumbu. Oke, ini hanya komputer. Tak lebih dari apa pun, siapa pula yang rela mencumbui komputer ?. Mungkin hanya aku. Ya hanya aku, bodoh.

Kau tahu kawan ? Bahkan komputer ini belum di shut down semenjak terakhir kali aku menggunakannya. Lagu  Simple Plan - Your Love Is A Lie hanya ter-pause semenjak terakhir aku menggunakan komputer ini. Menjijikan, aku teringat lagi malam terakhir komputer ini menyala. Aku mengingat semuanya : Kejadian itu, semua yang pernah terjadi sebelum komputer ini hanya tertidur sementara di atas meja kerja dan belajarku.

Sekarang komputer ini seperti mengejekku, dia memutar lagu P!nk feat Nate Reuss - Just Give Me A Reason. Sementara aku sedang bernostalgia dengan semua hal yang pernah terjadi sebelum komputer, kalimat ini terulang lagi, sebelum komputer ini tertidur di atas meja kerja dan belajarku. Semua keindahan di dunia ini berkelebat dengan cepat, dan hukum-hukum Tuhan ada sebelum telepon dibuat, begitulah yang pernah diucapkan oleh Albert Einstein. Yap, kita tak bisa menghentikan waktu. Dunia ini terus berputar dan tak pernah menunggu kita untuk bergerak. Aku tak percaya, bahkan ketika dunia ini sudah berlalu begitu cepat aku masih saja bernostalgia dengan kejadian-kejadian sebelum komputer ini tertidur di atas meja kerja dan belajarku. Idiot, kalimat itu terulang lagi. Selalu ada sesuatu yang hilang, ketika hal yang sudah terbiasa terjadi dalam hidup ini tiba-tiba tak terjadi lagi. Bahkan untuk sesuatu yang paling sederhan sekali pun. Bahkan hanya untuk ucapan hati-hati dari seseorang di beranda rumahnya atau pun di halaman kampus. Tapi dunia ini terus berputar bukan ?

Lagu yang berputar di komputerku sudah berganti dengan lagu Oasis - Whatever. Aku tahu sekarang aku sudah bergerak. Sebermula dari paragraf dan lagu ini, aku sudah tak lagi stuck di moment keparat yang membuatku lupa bahwa aku adalah seseorang yang mempunyai kehidupan lain dibalik senja yang selalu merona, walau mendung kadang datang menggoda keindahannya. Aku terus-menerus menunda waktu, bahkan untuk, jika ada, masa depanku. Berusaha dan bekerja dengan sebaik mungkin ditempat kita berdiri saat ini, bukankah itu yang dinamakan realistis ?. Disinilah sekarang keparat ! Semua hal bermula dari mana kita memulainya. Kau tahu kawan ? Bahkan aku tak pernah punya rencana untuk esok hari kecuali berangkat kuliah dan berdesak-desakan di dalam angkutan umum dengan berbagai macam bau keringat di dalamnya.

Ada beberapa hal yang selalu aku pelajari dalam hidup ini adalah, jangan pernah terlalu cinta dan terlalu benci terhadap sesuatu. Dua sisi mata uang yang kadang luput dari pemikiran kita. Ketika aku terlalu jatuh cinta kepada sesuatu termasuk manusia. Banyak hal yang luput dari penglihatan, banyak peluang yang kadang terbuang percuma, dan beberapa bagian terabaikan. Padahal cinta dan kerjai itu beda tipis, sangat tipis. Ketika kita mati-matian berjuang untuk mendapatkan Hal yang kita cintai, bahkan Hal yang kita cintai itu tak peduli dengan apa yang kita lakukan. Itulah moment kita sedang dikerjai, bukan mencitai. Kadang kita terlalu naif untuk mengakuinya, atau mungkin masih rela untuk dikerjai. Tolol, hanya hal itu yang akan kita ucapkan pada diri kita sendiri saat sadar tentang semua ini. Seketika, tanpa alasan yang jelas kita mulai membenci Hal yang tadinya kita cintai itu. Tidak adil memang, sejujurnya sangat tidak adil. Untuk sesuatu yang kita sudah mati-matian berjuang untuk mendapatkannya. Tapi itu sudah menjadi sistem semi permanen bagi manusia-manusia yang kadar tololnya tak bisa ditoleri lagi. Padahal untuk membenci sesuatu kita harus bersikap lebih adil terhadapnya. Yak, kita harus bisa membagi porsi yang lebih adil terhadap Hal yang kita benci. Untuk itulah kenapa aku terus-menerus menghindari sifat benci. Bahkan kadang aku harus membenci diriku sendiri untuk sekedar tidak membenci. Tapi tak suka bukan berarti benci ! Semoga kalian mengerti esensinya.

Di depan layar yang menampilkan setiap huruf dari keyboard yang aku tekan ini, aku mulai memahami cara untuk tidak terlalu mencintai. Tetapi untuk Hal yang paling akan kita ingat dan tersimpan di memori jangka panjang adalah sesuatu yang selalu akan membuat kita cengengesan ketika mengingatnya. Mungkin seperti hal-hal bodoh yang pernah kita lakukan. Hal bodoh yang aku lakukan belakangan ini adalah pergi menonton film dengan mantan pacar dan mantan gebetan secara bersamaan. Orang yang paling idiot pun mungkin tak akan melakukan hal seperti itu. Mungkin hanya orang yang kadar kegilaannya tak mampu lagi di tolerir oleh rumah sakit jiwa saja yang tega melakukan hal itu. Tapi kau tahu kawan ? Hal seperti itu memberikan sensasi kebahagiaan tersendiri untukku. Entah dari sudut mana menilainya. Aristoteles atau Plato pun pasti sangat rumit menemukan cara bagaimana menjelaskannya.





I'm crazy, and don't pretend to be anything else - Calvin Klein













Thanks for reading......