Sesosok jiwa yang tak pernah seutuhnya ada. Tak pernah pada tempatnya, pada waktu dan raganya. Melempar-lempar gelisah diantara tebing kegaluan. Mengikis stalagtit dan stalagmit yang semakin menghimpit di dalam kenang yang menyempit.
Mungkin Tuhan iba melihatku yang sering tertipu waktu, mengulang malu, menyekap rindu sewindu yang tak kunjung berlalu. Mungkin Tuhan sedang menghiburku dengan logika sains, tentang bagaimana mekanika hormon bekerja dengan hal yang sama dan orang yang berbeda, atau bagaimana momentum dapat bersinggungan dengan waktu, kesimbangan dan laju mundur, listrik statis dan konduktor, gelombang suara dan pantulan, atau lama bumi mengelilingi matahari. Mungkin Tuhan sedang mengujiku dengan kebahagaiaan yang sama, kebahagiaan yang sempat entah kemana. Mungkin Tuhan ingin memberiku hadiah seperangkat fasilitas mesin waktu. Mesin waktu yang malu-malu menahan malu.
Atau mungkin Tuhan sudah lelah, lelah melihat seseorang yang lelah, mencari jalan menuju rumah, mencari cawan untuk menempatkan rindunya, atau mungkin jiwanya.
Thanks for reading...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar