Jumat, 19 September 2014

Date A Girl Who Reads


You should date a girl who reads. Date a girl who reads. Date a girl who spend her money on books instead of clothes. Date a girl who has a list of books she wants to read, who has had a library card since she was twelve.

Find a girl who reads. You'll know that she does because she will always have an unread book in her bag. She's the one lovingly looking over the shelves in the bookstore, the one who quietly cries out when she has found the book she wants. You see that weird chick sniffing the pages of an old book in a secondhand book shop? that's the reader. They can never resist smelling the pages, especially when they are yellow and worn.

She's the girl reading while waiting in that coffee shop down the street. If you take a peek at her mug, the non-dairy creamer is floating on top because she's kind of engrossed already. Lost in a world of the author's making. Sit down. She might give you a glare, as most girl who read do not like to be interrupted. Ask her if she likes the book.

Buy her another cup of coffee.

Let her know what you really think of Murakami. See if she got through the first chapter of fellowship. Understand that if she says she understood James Joyce's Ulysses she's just saying that to sound intelligent. Ask her if she loves Alice or she would like to be Alice.

It's easy to date a girl who reads. Give her books for her birthday, for Christmas, for anniversaries. Give her the give of words, in poetry and in song. Give her Neruda, Pound, Sexton, Cumming. Let her know that you understand that words are love. Understand that she knows the difference between books and reality but by god, she's going to try make her life a little like her favorite book. It will never be your fault if she does.

She has to give a shot somehow.

Lie to her. Because she understand syntax, she will understand you need to lie. Behind words are other things: motivation, value, nuance, dialogue. It will not be the end of the world.

Why be frightened of everything you are not? Girls who read understand that people, like characters, develop. Except in Twilight series.

If you find a girl who reads, keep her close. When you find her up at 2 AM clutching a book to her chest and weeping, make her a cup of tea and hold her. You may lose her for a couple of hours but she will always come back to you. She'll talk as if the characters in the book are real, because for a while, they always are.

You will propose on a hot air balloon. Or during a rock concert. Or very casually next time she's sick. Over Skype.

You will smile so hard, you will wonder why your heart hasn't burst and bled out all over your chest yet. You will write the story of your lives, have kids with strange names and even stranger tastes. She will introduce your children to the Cat in the Hat and Aslan, maybe in the same day. You will walk the winters of your old age together and she will recite Keats under her breath while you shake the snow off your boots.

Date a girl who reads because you deserve it. You deserve a girl who can give you the most colorful life imaginable. If you can only give her monotony, and stale hours and half-baked proposals, then you're better off alone. If you want the world and the worlds beyond it, date a girl who reads.

Or better yet, date a girl who writes.








Thanks for reading...

Rabu, 03 September 2014

Isi Kepala

I'd like to find the guy who invented the proverb 'go with the flow' and lead him to an ocean full of hungry sharks. And see how he would flow. I'd really like to know, kata Dee dalam sebuah buku berjudul Rectoverso. Memang kadang kita harus melawan arus juga kok. Misalkan, siapa sangka kalau ternyata Joker adalah sosok yang baik? Lho kan kalau enggak ada Joker, Batman mungkin cuma jadi penjual topeng anak-anak yang keliling dari kampung ke kampung, enggak akan jadi super hero. Semua yang ada di dunia ini sudah Tuhan ciptakan berpasang-pasangan. Kita mungkin enggak akan sadar kalau ternyata kita ini waras kalau kita gak pernah lihat mahluk yang sama seperti kita jalan-jalan sore enggak pakai celana. Jadi kalau kita anggap Joker jahat dan orang yang jalan-jalan sore enggak pakai celana itu gila, ingat satu hal, semua sudah diciptakan berpasang-pasangan oleh Tuhan untuk membangun siapa diri kita sebenarnya. Cukup lihat manusia dari sisi baiknya.

Kembali dengan apa yang sudah dituliskan oleh Dee dalam bukunya yang berjudul Rectoverso itu. Jujur sebenarnya aku belum pernah baca buku Dee yang itu, aku dapat kata-kata itu dari laman web. Memang benar, kadang kita harus mencari jalan kita sendiri untuk mendapatkan sesuatu, bukan hanya terpaku pada satu jalan yang ada. Jika kita punya tujuan, maka hal pertama yang harus kita lakukan adalah buat jalan untuk mencapai tujuan itu, bukan hanya berharap biar waktu yang menjawabnya. Go with the flow adalah kalimat yang paling klise yang selalu terdengar dalam setiap situasi, terutama saat situasi itu sangat tidak memungkinkan untuk ditaklukan, atau lebih tepatnya adalah lebih baik menunggu keajaiban Tuhan daripada mengambil resiko. Ingatlah kutipan Sutan Sjahrir yang diambil dari sebuah puisi karangan Friedrich Schiller, bahwa hidup yang tak pernah dipertaruhkan tidak akan pernah dimenangkan. Resiko itu ada untuk diambil bukan dihindarkan, dan aku percaya akan hal itu. Aku tak pernah melihat kegagalan pada setiap orang yang berani untuk take a risk, semuanya selalu berhasil. Begitulah kenyataan yang selalu aku lihat dari setiap film yang pernah aku tonton. He.. He.. He.. Tapi, jujur ya, banyak dari sebagian film itu yang memicu semangatku untuk tidak takut mengambil resiko, dengan catatan bahwa setiap resiko yang akan diambil harus sudah diperhitungkan, atau bahasa kerennya calculated risk - udah tahu kok oooom.

Nah terus apa lagi? Aku bingung mau lanjutin tulisannya, habis main content-nya keburu dibahas duluan sih. Biasanya sambil bingung nanti tiba-tiba muncul ide yang tanpa diduga-duga. Just write, dan lupakan pakem bahwa menulis harus sesuai tema atau menunggu ide datang. Just write!

Sekali dua kali sambil menunggu ajal aku sering melamun, tepat sebelum tidur. Menurut penilitian yang dilakukan di negeri antah brantah dan tak peduli siapa yang menilitinya, lamunan sebelum tidur biasanya berisi tentang hal-hal yang notabene sulit untuk menjadi kenyataan. Tapi kan katanya nothing is impossible dan hidup selalu berawal dari mimpi. Seperti yang Andrea Hirata tuliskan dalam bukunya, bermimpilah, karena Tuhan akan memeluk mimpi-mimpimu. Jika bukan karena buku Tetralogi Laskar Pelangi yang dituliskan oleh Andrea Hirata, mungkin tak sekalipun aku berani untuk mulai bermimpi. Mungkin aku akan selamanya lelap tertidur dalam kefanaan dan ketidakmungkinan dunia yang aku hadapi, lalu terbawa arus ke lautan yang penuh dengan hiu yang sedang lapar. Tebak apa hasilnya? Sebelum sampai ke lautan yang penuh dengan hiu yang sedang lapar itu, aku pasti sudah berjabat tangan untuk deal-deal-an dengan Malaikat Ijroil, sebab aku tak sedikit pun bisa berenang.

Kamu tahu apa yang sedang kamu baca, sebuah tulisan dari seseorang yang di dalam kepalanya terdapat banyak ide-ide dan hal-hal gila yang belum sempat terlimpahkan. Sebuah kumpulan dari banyak kesimpulan atas hal-hal yang sudah aku baca, aku lihat, aku dengar, aku pelajari. Dari kepala Pramoedya, Sujiwo Tejo, Dee, Andrea Hirata, Sapardi, Eric Weinner, dan banyak lagi. Ini bukan tentang aku, tapi tentang segala realita yang terlintas di kepalaku yang menolak segala pura-pura.




Setiap tulisan merupakan dunia tersendiri, yang terapung-apung antara dunia kenyataan dan dunia impian - Pramoedya Ananta Toer







Thanks for reading...