Kamis, 20 November 2014

Ingin Menikmati Senja

Apa lagi? Kesempatan sudah hilang, ditimbang sayang, ditimang malah terbuang. Bunga yang layu tetap layu, tinggal menunggu mati, walaupun disiram berulang kali. Yang tersisa hanya durinya, semakin digenggam semakin mendalam, hanya memberi pesakitan, puan. Sudahlah, sudah, jalan masih panjang, puan. Bukankah puan pernah bilang, jika memang jodoh tak akan pergi kemana. Sekarang saya mau pergi, mungkin saya bukan jodoh puan.

Saya ingin pergi ke pantai, menghampiri senja, senja yang tak hilang-hilang. Setiap hari saya bisa bermain disana, berlari-lari, berenang, bersenang-senang di pantai yang airnya selalu tampak merah ditimpa senja. Tak pernah ada malam, senja tak pernah beranjak dari sana, setiap waktu saya bahagia, bahagia bersama senja. Jangan ikut saya, saya tak mau kebahagiaan saya terganggu karena puan. Saya tak bisa lagi berpura-pura pada puan, saya sudah bosan. Saya ingin disini saja, di pantai, ditemani senja. Karena semua yang ada disini bahagia, disini semua terampil dan apa adanya, tidak harus berpura-pura.

Puan, maaf saya harus pergi, maaf. Bukankah juga dulu puan yang tidak menginginkan saya. Jadi jangan lagi mengharapkan apa pun dari saya, sedikit pun, secuil pun. Kita hanya orang asing, dengan sedikit kenangan yang tak perlu dikenang. Kita bukan apa-apa, bukan siapa-siapa, jadi tak harus ada yang merasa terluka bukan? Jangan buntuti saya lagi, di dunia merk apa pun. Saya akan ke pantai, menikmati senja. Selamat tinggal.






Thanks for reading...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar