Hey Gadis Hiragana. Sebentar, bisakah kau jelaskan
arti tulisan itu. Aku lihat pensilmu sangat lincah menulis aksara jepang yang
sangat aku benci ketika sekolah.
Aku tercengang, ketika satu persatu kau isi
teka-teki itu. Aku mungkin tak cukup lama mengenalmu, aku tak pernah tahu
adakah satu dari sekian kemampuanmu untuk menulis aksara itu. Karena yang aku
tahu kita bisa bersua setiap waktu, kita berbagi tawa setiap jumpa.
Tapi malam tadi ada hal yang tak pernah aku
rencanakan sebelumnya. Kamu hadir di mimpiku. Sepanjang mimpi kita tertawa,
kita bergandengan tangan. Ah... Ada apa dengan kita ?
Disaat terjaga aku bertanya-tanya. Tuhan, gerangan
apa yang kau coba lagi aplikasikan dalam struktur kesintinganku ?
Di akhir mimpi kamu-Gadis Hiragana, menyelesaikan
teka-teki itu. Aksara yang sedikit pun tak mampu aku mengerti. Mungkin tak mau
mengerti, karena masih memendam dendam nasionalis akibat dulu negara kita
terjajah oleh bangsanya.
Hey kamu... Iya kamu gadis pemecah teka-teki
hiragana. Kamu mencuri waktu tidurku, padahal hampir setiap hari kita diskusi.
Ada pesan apa yang hendak kau sampaikan ? Harusnya kamu tahu jika aku buta akan
aksara aneh itu.
Sejak tadi pagi diam-diam aku memikirkan mimpi itu,
juga kamu. Lalu aku curiga kepada Tuhan, jangan-jangan Ia ingin aku segera
berpacaran. Tuhan, pacaran itu tak bisa dipaksakan. Kita harus diskusi ulang
tentang ini. Tuhan aku tahu, diam-diam kamu-Tuhan mengintip isi hatiku: rasa
sepiku yang semakin hari semakin disudutkan oleh waktu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar