Kamis, 01 November 2012

Gadis Hiragana


Hey Gadis Hiragana. Sebentar, bisakah kau jelaskan arti tulisan itu. Aku lihat pensilmu sangat lincah menulis aksara jepang yang sangat aku benci ketika sekolah.

Aku tercengang, ketika satu persatu kau isi teka-teki itu. Aku mungkin tak cukup lama mengenalmu, aku tak pernah tahu adakah satu dari sekian kemampuanmu untuk menulis aksara itu. Karena yang aku tahu kita bisa bersua setiap waktu, kita berbagi tawa setiap jumpa.

Tapi malam tadi ada hal yang tak pernah aku rencanakan sebelumnya. Kamu hadir di mimpiku. Sepanjang mimpi kita tertawa, kita bergandengan tangan. Ah... Ada apa dengan kita ?

Disaat terjaga aku bertanya-tanya. Tuhan, gerangan apa yang kau coba lagi aplikasikan dalam struktur kesintinganku ?

Di akhir mimpi kamu-Gadis Hiragana, menyelesaikan teka-teki itu. Aksara yang sedikit pun tak mampu aku mengerti. Mungkin tak mau mengerti, karena masih memendam dendam nasionalis akibat dulu negara kita terjajah oleh bangsanya.

Hey kamu... Iya kamu gadis pemecah teka-teki hiragana. Kamu mencuri waktu tidurku, padahal hampir setiap hari kita diskusi. Ada pesan apa yang hendak kau sampaikan ? Harusnya kamu tahu jika aku buta akan aksara aneh itu.

Sejak tadi pagi diam-diam aku memikirkan mimpi itu, juga kamu. Lalu aku curiga kepada Tuhan, jangan-jangan Ia ingin aku segera berpacaran. Tuhan, pacaran itu tak bisa dipaksakan. Kita harus diskusi ulang tentang ini. Tuhan aku tahu, diam-diam kamu-Tuhan mengintip isi hatiku: rasa sepiku yang semakin hari semakin disudutkan oleh waktu.

Hey Gadis Hiragana, jika kamu hanya mimpiku tetaplah menjadi mimpi. Kamu harus tahu, kalau aku sangat senang bermimpi, bahkan untuk hal yang paling gila di dunia ini. Tapi, jika seandainya Tuhan ingin membuat sekenario baru dalam hidup kita, kamu harus tahu, bahwa aku hanyalah seorang lelaki sinting.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar