Senin, 30 September 2013

Tentang yang Tertulis

Aku sudah muak untuk tetap terus seperti ini. Aku hampir dibuat menyerah tanpa satu hal pun yang berani aku jadikan mimpi. Aku adalah petualang dengan kompas rusak ditangan. Tak pernah tahu kemana tujuan sampai senja datang menjemput. Sampai malam datang menjadi selimut. Saat itu aku tahu, aku harus tertidur. Membangun lagi sebuah mimpi yang kadang terdengar geli untuk diceritakan.
Sampai pagi datang lagi. Aku terbangun karena suara kokok ayam jalang yang tak henti-henti. Aku tak tuli. Aku bahkan bisa terbangun karena suara kecoa yang keselak sabun mandi diselokan. Aku hanya sedang mencari lagi mimpiku. Sesuatu yang hilang dan entah jatuh dimana. Sesuatu yang luput dan entah terlewat dimana.
Sesuatu itu, adalah segala hal yang aku tulis. Segala hal yang tak pernah kau baca. Segala hal yang kau acuhkan berkali-kali. Segala hal yang tak pernah dihinggapi rasa peduli. Aku.
Ayam jalang itu mungkin sudah mati terserang epilepsi. Kokoknya hilang begitu saja. Atau mungkin digorok tetangga sebelah yang belum makan daging selama tujuh jum'at kliwon.
Di pagi ini bersama secangkir kopi. Tentangku adalah tentangku yang akan selalu tertulis. Secangkir kopi di pagi hari memecah suasana kalutnya hati.









Thanks for reading.....



Tidak ada komentar:

Posting Komentar