Hidup dari keluarga yang sederhana, aku mencoba mengepakan sayap untuk bermimpi sampai Eropa. Aku belum genap 20 tahun, kuliahku masih seumur jagung, itu karena aku pernah mengalami kegagalan pada awal kuliahku dulu, tapi mimpi seorang anak desa untuk sampai Eropa memang sangat berlebihan. Seharusnya aku bersyukur karena orang tuaku mampu memberikan ku pendidikan sampai tingkat perguruan tinggi, tapi aku manusia yang terlahir dengan rasa haus akan kepuasan. Aku selalu ingin mendapatkan lebih dan lebih, bukankah seperti itu yang kita pelajari tentang manusia sebagai mahluk sosial.
Disana yang orang bilang benua biru, disana tempat peradaban manusia yang canggih, disana tempat mode dan fashion berkembang, disana tempat dimana aku ingin mengepakan sayap.
Hasrat ingin melihat eiffel yang angkuh, yang tak peduli dengan apa yang terjadi disekililingnya. Nenek tua menyebrang jalan dengan tergopoh-gopoh, bayi menangis dalam pelukan ibunya, anak kecil bersepeda ria di bawahnya. Itu adalah gambaran Prancis yang ada dalam benakku selama ini.
Berfoto di dalam colosseum, mengungkap sejarah tentang venetaiones, noxii, naumachiae dan munera. Lalu singgah di Juventus Stadium untuk menyaksikan team sepak bola kebanggaan ku bertanding. Itu jika aku menginjakan kaki di daratan italia, betapa indahnya semua itu jika menjadi sebuah kenyataan.
Tapi tujuan utama menuju Eropa bukanlah untuk sebuah liburan, kapanpun kamu bisa berlibur jika kau sudah ada disana. Aku ingin melanjutkan kuliah ku disana, tempat tekhnologi canggih berkembang, kiblat dari seluruh budaya di dunia.
Kau tahu orang terpintar di Indonesia ?
Presiden ketiga Indonesia, apakah kau ingat ?
Ya Prof. B.J. Habiebie pernah mengenyam pendidikan disana, tepatnya di negara Jerman yang terkenal dengan panser dan tembok berlinnya, atau mungkin kalian lebih mengenal Jerman dengan Adolf Hitler, seorang ditaktor kejam yang menjadikan Nazi sebagai partai tunggal di Jerman.
Eropa ohh Eropa, aku ingin berkelana disana, menemukan berbagai macam bahasa, melihat banyak wajah-wajah asing, menyentuh salju, melihat indah sepak bolanya, menikamti pendindikan yang ada disana dan memakai almamater suci dari universitas ternama miliknya.
Jiak setiap orang berhak bermimpi, maka aku pun sedang bermimpi untuk mencapai Eropa. Jika tuhan menjadikan mimpi orang lain menjadi nyata, maka aku pun berhak mendapatkan apa yang orang lain dapatkan dari tuhan.
Aku akan mencapainya Eropa..........................................................