Dewasa ini dosen sudah mulai gila dengan wewenangnya. Seenak udelnya memberikan pertintah dan tugas tanpa peduli mahasiswanya bisa atau tidak melaksanakannya. Mengganti jadwal kuliah sesuka hatinya, tanpa mengerti bahwa jam yang dia minta adalah waktu yang semestinya aku berada di atas kasurku. Waktu terbaik untuk berbincang dengan dinding kamar dan bercumbu dengan guling. Tapi mereka tak peduli, mereka egois dan menyita waktu terbaik yang aku miliki. Padahal jika aku menuruti pun, aku tak pernah dapat jaminan bahwa aku akan lulus mata kuliahnya. Kekejaman seperti itu melebihi kekejaman Adolf Hitler.
Bodoh. Terlanjur sudah aku ini dibuat seperti kerbau yang dicocok hidungnya oleh sebuah institut yang katanya didirikan untuk mencetak orang-orang pandai bertitel. Padahal aku hanya dibuat budak untuk mentaati aturan-aturannya, tanpa jaminan aku akan menjadi orang sukses dengan titelku. Uangku diperas setiap semester untuk menggaji dosen-dosen yang kadang tak tahu adat. Jika diantara kalian ada yang bernasib sepertiku, ingatlah, kita adalah orang yang diperbudak oleh sekelompok golongan orang-orang yang menjanjikan kebahagiaan palsu di atas sebuah flyer yang berisi visi dan misi.
Sesekali aku membandingkan diriku terhadap apa yang diperintahkan Tuhan sebagai kewajiban dan apa yang dijadikan dosen sebagai suatu perintah. Bukankah Tuhan menjanjikan surga jika beribadah dan menghamba kepadaNya. Dan sebaik-baik Tukang Perintah adalah Tuhan. Telah sangat jelas Allah mengeluarkan ultimatum untuk mendirikan sholat lima waktu dalam sehari. Hanya lima waktu dan Allah menjanjikan surga. Allah tak pernah meminta seorang hamba pakai sepatu atau baju bagus untuk melakukan sholat, cukup bersih dari najis dan menutup aurat tapi aku malah sering alfa. Padahal adzan terdengar dari sana-sini, hampir dari setiap arah terdengar adzan, dan jangan munafik, bahwa suara terbaik dimiliki oleh seorang Billal bukan Adele. Allah memberikan apa pun yang diminta melalui doa, tak ada penghalang bagi hambanya yang taat, tak seperti dosen yang tak meluluskanmu walau sudah setengah mati berjuang mengikuti kuliah dan jadwal pengganti yang dibuat sesuka hatinya. Aku tak mau jadi orang bodoh yang lebih senang menuruti perintah dosen daripada perintah Tuhan.
Thanks for reading..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar