Rabu, 30 Juli 2014

Idul Fitri

Sutardji Calzoum Bachri




Lihat, pedang tobat ini menebas-nebas hati dari masa lampau yang lalai dan sia-sia. Telah kulaksanakan puasa ramadhanku, telah kutegakan shalat malam, telah kuuntaikan wirid tiap malam dan siang.

Telah kuhamparkan sajadah yang tak hanya nunu ka'bah, tapi ikhlas mencapai hati dan darah.

Dan di malam-malam lailatul qadar aku pun menunggu. Namun tak bersua Jibril atau malaikat lainnya. Maka aku girang-girangkan hatiku. Aku bilang: Tardji rindu yang kau wudhukan setiap malam belumlah cukup untuk menggerakan Dia datang.

Namun si bandel Tardji ini sekali merindu takkan pernah melupa. Takkan pernah kulupa janjiNya bagi yang merindu, insya Allah kan ada mustajab cinta. Maka walau tak jumpa denganNya, shalat dan dzikir yang telah membasuh jiwaku ini semakin mendekatkan aku padaNya. Dan semakin dekat, semakin terasa kesiasiaan pada usia lama yang lalai berlupa.

O lihat Tuhan, kini si bekas pemabuk ini ngebut dijalan lurus. Jangan Kau depakan aku lagi ke trotoir tempat usia lalaiku menenggak arak di warung dunia. Kau biarkan aku menenggak marak cahayaMu di ujung usia.

O usia lalai yang berkepanjangan yang menyebabkan aku kini ngebut dijalan lurus. Tuhan jangan Kau depakkan aku lagi di trotoir tempat dulu aku menenggak arak di warung dunia.

Maka pagi ini kukebakan zirah la illaha illallah. Aku pakai sepatu siratal mustaqiem, aku pun lurus menuju lapangan tempat shalat ied. Aku bawa masjid dalam diriku. Kuhamparkan di lapangan, kutegakkan shalat dan kurayakan kelahiran kembali disana.






Thanks for reading...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar