Senin, 13 Agustus 2012

Dopamine

-Recycle karya Kevin Thompson-


Aku harus membenci diriku sendiri untuk beberapa hal.
Aku harus membenci diriku sendiri untuk mudah menoleransi.
Bahkan untuk kesalahan yang tak dimaafkan.
Bahkan untuk satu niatan yang menyakitkan.

Aku harus membenci diriku sendiri untuk terlalu memahami.
Mengiyakan tentang sains dan tentang dopamine.
Bagaimana mekanisme hormon bekerja.
Dan berkurang konstan setiap mengulang dengan orang yang sama.

Aku harus membenci diriku sendiri untuk sangat mengerti.
Mengenal banyak perempuan dan membuat kesimpulan sendiri.
Seperti kata-kata yang sudah sering kudengar berkali-kali.
Dunia ini milik mereka, perempuan.

Aku harus membenci diriku sendiri untuk menyalahkan diri sendiri.
Membenarkan dosa yang tidak seharusnya terjadi.
Menyacat diri saat sains tidak tersangkali.
Dan ilmu pengetahuan alam yang sedikit demi sedikit mulai kubenci.

Aku harus membenci diriku sendiri untuk tidak mudah membenci.
Memaafkan kesalahan tak termaafkan.
Mendengar alasan ketika telinga tak ingin mendengar.
Dan bertahan ketika kupikir baru saja niatan.

Aku harus membenci diriku sendiri untuk hanya diam.
Takut akan terjadi hal-hal di luar keinginan.
Pengecut akan menyucurnya tangisan.
Juga rasa tidak ingin membatasi yang menahan.

Namun bukankah seharusnya ada bagian selain dopamine yang mampu menahan.
Keinginan untuk bertahan atas hal-hal yang cukup membekas.
Satu bagian yang orang-orang bilang bernama perasaan.
Bolehkah aku menanyakan ?
Jika saja kamu berkenan.

Tapi apa mau dikata.
Terkadang yang terbaikpun tidak mampu bertahan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar