Ini konyol sekali menurutku. Aku tak pernah mengerti tentang perasaanku kepadanya.
Saat aku berpikir aku tak mencintainya tapi ternyata ada rindu yang merasa harus terjawab.
Menyenangkan dapat bertemu dengannya 3 kali dalam 4 hari terakhir, walau aku tahu harganya sangatlah mahal untuk bertemu dengannya, it's okay girl.
Seandainya aku mampu, aku akan beli sepatumu setiap hari agar setiap hari juga aku bisa bertemu denganmu. Relax, itu hanyalah lintasan pikiran liar dan konyol yang pernah hinggap diotakku.
Aku sempat menolak kehadirannya dalam otakku, tapi kau tahu kawan hati lebih superior untuk urusan yang satu ini. Berulangkali menolaknya, tapi ketika bertemu kembali benteng yang sudah dibangun kokoh itupun hancur dalam hitungan nano second. Menyedihkan bukan untuk penilaian sebuah perjuangan yang dilakukan dengan susah payah.
Tapi dia, ku rasa dia masih saja menyimpan rasa untuk lelaki itu. Akupun sama masih saja menyimpan rasa untuknya yang belum tentu bisa mencintaiku. Ah, ini kisah terlalu picisan untukku, tapi apa hendak dikata cintapun sudah melekat bak perangko di atas anplov, jika dilepas sudah tak bisa lagi digunakan di anplov yang lain.
Yang masih ku ingat dari sisa-sisa pertemuanku adalah, kami bercanda ria bersama disebuah warung kopi yang selalu aku singgahi. Lalu dia berkata "hari Senin aku uda berangkat kuliah loh" "oh ya ?" aku sempat terkejut, tapi langsung merapihkan lagi garis mukaku yang sepertinya sempat menyimpan rasa takut kehilangan. Aku hanya tak ingin dia tahu aku mencintainya, karena ini tak adil untuk aku, dia, dan lelaki itu.
Saat terakhir dia sudah bersiap untuk pulang, aku masih sempat ingin meyakinkan dia untuk tinggal saja disini karena masih ada aku yang akan mencintainya "uda sih gak usah berangkat, nanti 3 bulan minta pulang" gaya bicaraku memang seperti menghasutnya, tapi cuma itu kata terbaik yang bisa aku ucapkan untuk meyakinkan dia bahwa aku mencintainya. Perkataan yang konyol bukan ?
Lalu diapun sempat menjawabnya "jangan gitu dong, kasihan tau ibuku" "iya gak kok" "aku kan mau jadi orang jawa, mau nyari pacar orang sana, makannya ke jawa lagi" kau tahu kawan, sebenarnya aku tak bisa menolak untuk menerima tawarannya yang mengajakku kembali ke tanah jawa tengah, aku juga sudah cinta tanah itu, tanah yang penuh kedamaian, tanah yang penuh kenangan untukku.
Kata terakhir yang aku bisa katakan padanya hanyalah "nanti aku mau ke solo, aku mau main kesana ditempat aku kuliah dulu".
Merinduimu perlahan.. Menggenggam nada.. Kemudian senyum yang tak bisa kita artikan
Thanks for reading .....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar