Senin, 21 Mei 2012

Pantai

Memandang laut saat mentari mulai tenggelam, lalu rasa ragu itu datang, berpacu dengan waktu yang seolah ingin meredupkan sunset bersama mega-meganya yang memerah. Tapi pasir yang putih ini menahanku dengan kelembutannya di telapak kakiku, dia seperti tak ingin kakiku melangkah bergerak meninggalkannya.

Di pantai ini saat ombak berkejaran meraih kakiku, saat angin bergantian menyentuh halus rambutku yang agak ikal, dan sunset semakin menepi di garis horizontal laut ujung genteng yang begitu indah. Aku mengingatnya, mungkin lebih tepat teringat akan dirinya gadis berkebaya cokelat. Lantang aku memanggil namanya di tepi pantai ini, yang menjawab adalah alam dengan menyebutkan namanya kembali, semakin lantang aku memanggil namanya dan semakin menggaung namanya kembali ditelingaku. 

Aku berlari saja menyusuri indahnya pantai ini, melintasi ombak-ombak yang liar menghantam kakiku, dan pasir-pasir haluspun bertebangan diantara telapak kakiku yang tak beralas.

Kenapa masih saja ragu ?
Kenapa masih saja berharap ?
Apa aku sedang berdusta pada diriku ?
Apa aku sedang melawan garis haluan yang tuhan tentukan ?

Sunset sudah menghilang, tapi langit ini tetap indah dengan bintang-bintangnya yang tak henti bergantian untuk berkedip. Nelayan pun sudah menyalakan semua lampu di perahunya, dan ombak seperti perlahan menghentikan deburannya. Pantai ini mulai tenang, tuhan menunjukan keagungannya padaku lewat takdir alam yang tak bisa kita rubah.

Lalu aku, aku hentikan saja penggalauan ini sejenak. Tuhan menghiburku dengan ketenangan dan keindahan alam ini, tak sedikitpun aku layak menolak apa yang tuhan tawarkan untukku, bahkan untuk berkedip pun seharusnya aku tak layak, terlalu naif jika aku lewatkan hiburan yang telah tuhan sediakan. Biarkan saja rasa ini bersemayam pada tempatnya, biarkan tersamarkan oleh suara burung hantu, kutu-kutu walang ataga, atau serangga-serangga malam yang saling bersahutan, dan kesempurnaan alam yang tuhan persembahkan, kita nikmati saja bersama walau berada dibelahan bumi yang berbeda.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar